Selasa, 06 November 2018

Produsen Terbesar di Dunia, Gula Semut Tak Terlalu Diminati orang RI




Purwokerto - Masyarakat Indonesia belum terlalu gemar mengkonsumsi gula semut, padahal gula semut sangat bermanfaat bagi kesehatan. Apalagi, Indonesia adalah pemasok gula semut terbesar di dunia.

"Kalau tingkat nasional, konsumsi dari gula semut masih kurang. Masyarakat masih kurang sadar akan kesehatan," kata Dzunaidi, Kasubdit Pangan Kementrian Perindustrian, saat acara seminar nasional gula kelapa, di Hotel Horison, Purwokerto, Banyumas, Kamis (17/12/2015).

Gula semut sendiri dibuat dari sari nira kelapa dan biasa digunakan untuk pembuatan gula cetak atau gula jawa guna pembuatan kecap. 



Gula tersebut sangat diminati pasar Internasional terutama Amerika, Eropa dan Jepang karena rendah kalori sehingga sangat baik bagi penderita diabetes.

Setiap tahun, sebanyak 3.000 ton gula semut yang sudah berstandar organik Internasional asal Banyumas, Jawa Tengah di ekspor ke berbagai negara seperti Amerika, Eropa dan Jepang, jumlah ini merupakan yang terbesar di dunia. Dia mengungkapkan jika perbedaan harga membuat masyarakat Indonesia masih memilih mengkonsumsi gula refinasi atau gula putih.

"Kalau tingkat nasional itu biasanya banyaknya untuk pabrik kecap. Soalnya masyarakat Indonesia masih membandingan antara gula rafinasi yang masih sangat murah dibanding gula semut. Gula refinasi yang lebih murah, hanya Rp 9.000, tapi ada beberapa masyarakat yang sudah sadar," jelasnya.

Dia mengungkapkan, konsumen gula semut masih terbatas pada masyarakat menengah atas, bukan masyarakat menengah bawah, makanya gula semut tidak bisa disamakan seperti gula refinasi.

"Kayak beras, gula refinasi, minyak goreng, itu tataniaga harganya dipegang pemerintah, kalau gula semut tidak karena sesuai pasar," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar